Kamis, 11 Juni 2015

Badan Dino “Bulat” (Antologi Dongeng Sebelum Tidur 'Penerbit Harfeey')



Badan Dino “Bulat”
            Anak itu bernama Dino, badannya yang besar membuatnya begitu menggemaskan. Anak yang periang dan ceria, baik hati dan penurut pada orang tuanya. Seringkali Dino di ejek oleh teman-temannya karena gendut.
            “Badan Dino bulat, bulat badan Dino... kalau tidak bulat, itu bukan Dino!” nyanyian itu bermaksud untek mengejeknya, tapi Dino tidak tersinggung dengan ejekan temannya, malah Dino ikut bernyanyi dengan semangatnya.
            “Badan Dino bulat, bulat badan Dino... walau Dino bulat, tapi Dino imut!” begitulah cara Dino bercanda dan membuat teman-temannya tertawa.
            Tingkah lucunya selalu membuat gelak tawa orang yang melihatnya. Anak berumur tujuh tahun ini begitu polosnya menganggap semua ejekan menjadi bahan bercandanya.
            Suatu pagi.
            Dino bangun lebih awal untuk bisa menyaksikan kartun kesayangannya di TV. Spongebob dia begitu menyukainya, bahkan Dino sering menirukan bagai mana gaya kartun kesayangannya itu. “Aku Sponge tapi aku bulat” begitu celotenya menirukan gaya bicara Sopongebob.
            Jam sudah menunjukan pukul Enam lebih tiga puluh menit. Dino segera bersiap untuk berangkat sekolah. Sampai dikelasnya Dino terus berseru riang menirukan gaya Spongebob saat bersemangat untuk bekerja di Krusty Krab.
            “Aku siap! Aku siap!” serunya berulang-ulang.
            Teman-temannya yang suka jail sudah menyiapkan jebakan untuk Dino. Sampai di tempat duduknya Dino langsung duduk tanpa curiga sehingga tawa jail teman-temannya terdengar berisik di kelas.
            “ADUH!” teriak Dino kesakitan.
            “Dino?”
“Kamu ngga apa-apa?” Dino tidak menjawab pertanyaan teman-temannya karena menahan sakit di kakinya.
“Dino berdarah!” sahut temannya yang lain.
“Kamu sih jailnya keterlaluan!” temannya yang lain menyalahkan.
“Selamat pagi anak-anak!” suara ibu guru yang masuk kedalam kelas Dino yang sedang gaduh.
“Kenapa Dino?”
“Em... anu bu” jawabannya gugup.
“Kenapa? Loh kakinya berdarah!, siapa yang melakukannya?” ucap bu guru setengah marah.
Seketika teman-teman Dino tertunduk karena dimarahi ibu guru. Lalu Dino diantarkan ibu guru untuk pulang.
Keesokan harinya.
“Maafkan aku ya Din?” Dino hanya tersenyum menjawabnya.
“jawab dong!”
“iya, Dino ngga marah kok, kaki Dino juga udah mendingan”
“Maafin kita juga yang sering ngeledek kamu!” kata temannya yang lain.
“Dino seneng kok kalo kalian bisa ketawa karena Dino!” jawabnya ringan.
“Daripada kita sedih-sedihan mending kita nyanyi!” lanjutnya lagi.
“Nyanyi apa?” tanya temannya nyaris serempak.
“Badan Dino bulat, bulat badan Dino... kalau tidak bulat, itu bukan Dino!” nyanyiannya penuh semangat sambil menepukkan kedua tangannya sesuai irama lagu. Teman-teman Dino mulai tertawa ceria lagi karena tingkah lucunya.
Hari-hari berikutnya Dino merasa lebih bahagia kerena teman-temannya terus tertawa karenanya, walaupun Dino sebenarnya jadi bahan ejekkan dan tertawaan tapi Dino senang dengan semua itu.

Begitulah cerita Dino yang selalu menjadi anak yang berbahagia karena kesabarannya dan perilakunya yang polos dan tidak mudah tersinggung. Menganggap semua hal yang menjelekannya adalah menjadi semangat untuk menghibur orang-orang yang mengenalnya. Kekurangannya bukan untuk dijadikan bahan singgungan, bahkan Dino menganggap kekurangannya adalah modal untuk membahagiakan teman-temannya.
Dino terus beranjak dewasa, tidak pernah berhenti untuk menggemari kartun kesayangannya dan itu berarti Dino juga tidak pernah berhenti untuk menirukan gaya spongebob yang selalu ceria dan bersemangat. Semua cita-citanya tergantung tinggi di atas langis yang dihiasi pelangi yang indah, Dino selalu berseru bahwa “Aku siap! Aku siap!” dalam arti siap untuk meraih cita-citanya.
Dino masih mengingat lagu kesukaanya.
“Badan Dino bulat, bulat badan Dino... kalau tidak bulat, itu bukan Dino” begitu nyanyian itu selalu teringat dalam kenangannya.
“Dino bahagia kalau teman-teman bisa tertawa bahagia karena Dino!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar